Selasa, 11 Desember 2012

Peringati 10 Muharam 1434H, Santuni Anak Yatim


Kegiatan santunan anak yatim setiap tahunnya pada bulan muharram memang sudah menjadi program rutinitas di Masjid Jami' Bialussalam, sebagai upaya untuk mengingatkan betapa istimewanya bulan Muharram yang menjadi salah satu bulan Allah yang dihormati (Asyhurul hurum) dimana di dalamnya banyak peristiwa-peristiwa penting dari perjalanan sejarah agama Islam itu sendiri.

“Kegiatan ini diadakan untuk memperingati betapa istimewanya bulan Muharram serta sebagai implementasi dari ajaran Islam untuk berbagi kasih sayang kepada anak yatim,” ucap Belly.

Belly yang juga sebagai Pembina Masjid Jami' Bilalussalam mengatakan bahwa tidak usah takut kehilangan harta benda dalam menyantuni anak yatim. Sebab tidak ada sejarahnya orang menjadi miskin dengan menyantuni anak yatim dan beramal di jalan Allah. " InsyaAllah harta benda kita akan bertambah dan berkah jika menyantuni anak-anak yatim ini " ucap belly anggota komisi E DPRD DKI Jakarta.

Belly juga berharap kegiatan yang dilakukan itu bisa memotivasi seluruh masyarakat yang diberkati harta lebih oleh Allah SWT untuk mau berbagi kepada sesama yang membutuhkan, terutama pada anak-anak yatim.

“Menyantuni anak yatim dan berbagi kebahagiaan dengan mereka merupakan sunah Rasulullah yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan di sisi Allah. Karenanya mari kita memotivasi diri untuk selalu mau meringankan tangan pada saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan terutama kepada anak-anak yatim,” ujar Belly yang juga menjabat sebagai ketua DPC PPP Jakarta Timur.

Kepada anak-anak yatim Belly berpesan agar tidak berkecil hati, sebab masih banyak saudara-sadara mereka yang peduli dan siap membantu kesulitan yang dihadapi. “Jangan berkecil hati dengan ketetapan Allah, sebab banyak saudara-saudara kita yang akan membantu. Sebaiknya kalian tunjukkan semangat dan buktikan bahwa kalian mampu berbuat lebih baik dengan keterbatasan yang ada,” pungkas Belly.

KJS Ibarat Tiket Menuju Jakarta Sehat


Belly Bilalusalam 


Warga Jakarta kini bisa sedikit berbesar hati. Pasalnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini sudah membebaskan biaya kesehatan dan berobat di puskesmas maupun rumah sakit kelas III. Warga DKI cukup menunjukkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) untuk mendapatkan pelayanan pengobatan.

“Dengan menunjukkan Kartu Jakarta Sehat seluruh pembiayaan berobat warga sudah ditanggung oleh Pemprov DKI. Dan yang perlu diperhatikan bahwa kartu ini baru berlaku jika warga pemegang kartu bersedia menjalani pengobatan di puskesmas atau rawat inap di RSUD kelas tiga,” demikian dikatakan Belly Bilalusalam anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta kepada Bina Persatuan.

Secara prinsip Kartu Jakarta Sehat mirip dengan Jamkesda, namun berbeda pada implementasinya. KJS lebih praktis karena warga tidak perlu lagi membuat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk berobat gratis yang selama ini dinilai cukup merepotkan warga.

“Untuk mendapatkan pelayanan Kartu Jakarta Sehat (KJS) masyarakat cukup datang ke Puskesmas setempat dengan membawa KTP DKI dan KK. Dalam kondisi emergency maka pasien dapat langsung datang ke UGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan juga menunjukkan KTP DKI dan KK. Jadi warga tidak perlu lagi membuat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan lainnya dengan proses birokrasi yang panjang. Saat ini sudah jauh lebih mudah " kata Belly.

Ditambahkan Belly, bahwa Pemprov DKI Jakarta berencana menerbitkan 4 juta lembar Kartu Jakarta Sehat secara bertahap. Warga yang memiliki kartu tersebut dapat berobat gratis di 340 puskesmas dan 88 rumah sakit (kelas tiga) yang sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Untuk itu Belly sangat berharap agar warga DKI bisa memanfaatkan program ini dan mau aktif mendatangi puskesmas untuk mendapatkan Kartu Jakarta Sehat sehingga bisa mendapat pelayananan kesehatan secara gratis. Dan dengan segala kemudahannya, diharapkan Kartu Jakarta Sehat dapat memberikan pelayanan kesehatan serta pengobatan yang maksimal kepada warga DKI Jakarta.

“Dengan Kartu Jakarta Sehat ini kita semua berharap bisa meningkatkan kesehatan warga Jakarta sehingga mereka bisa menjadi warga yang produktif tanpa dibebani oleh bayang-bayang mahalnya biaya hidup di Jakarta, khususnya biaya rumah sakit,” pungkas Belly.