Ekonomi

Kondisi ekonomi Jakarta pada triwulan I 2010 diperkirakan tumbuh sekitar 6,1-6,5%(yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya (5,0%, (yoy)). Di sisi permintaan, sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari membaiknya permintaan ekspor dan investasi seiring dengan optimisme dunia usaha terhadap kondisi perekonomian. Selain itu masih kuatnya konsumsi rumah tangga turut menopang kinerja ekonomi Jakarta. Di sisi sektoral, sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor bangunan merupakan sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi seiring membaiknya permintaan. Di sektor industri, penerapan ASEAN China Free Trade Agreement (AC-FTA) diperkirakan tidak menghambat pertumbuhan sektor tersebut, bahkan masih akan diuntungkan dari perjanjian tersebut.

Sementara itu, perkembangan inflasi di wilayah DKI Jakarta relatif terkendali (3,43%) pada Maret 2010, setelah sempat mengalami tekanan kenaikan harga pada awal triwulan laporan akibat naiknya harga beberapa komoditas bahan pokok (volatile food). Ke depan, ekonomi Jakarta triwulan II 2010 diperkirakan tumbuh 6,2%-6,6% (yoy) meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh kinerja ekspor dan investasi yang membaik, serta kuatnya konsumsi rumah tangga. Sektor utama yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi adalah sektor keuangan, perdagangan, dan industri. Perkembangan harga Jakarta pada akhir triwulan II 2010 diperkirakan masih terjaga pada level yang relatif rendah walaupun potensi risiko kenaikan harga akibat administered price yang cenderung meningkat.

Dari sisi perbankan, kondisi kredit di Jakarta pada triwulan I 2010 (hingga Februari 2010) masih menunjukkan perlambatan, namun risiko kredit tetap terkendali. Sistem pembayaran menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement (RTGS) masih tinggi, kira-kira mencapai Rp68,01 triliun per hari dan dari sisi volume sebanyak 21.621 transaksi per hari. Demikian pula kliring juga menunjukkan kinerja membaik, disertai rendahnya persentase tolakan kliring. Sementara kegiatan sistem pembayaran tunai didominasi oleh arus inflow, sehingga terjadi net-inflow ke Bank Indonesia. (sumber: www.bi.go.id)

Tidak ada komentar: