Jumat, 29 Oktober 2010

Demam berdarah ancam warga Jakarta

Jakarta- Setidaknya ada 104 titik rawan terjadinya demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Ibukota Jakarta, hal ini tentu saja menjadi keprihatinan Belly Bilalusalam, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta.
Menurut Belly, kasus DBD di Jakarta kendati angkanya menurun tetap harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah karena DBD merupakan salah satu penyakit yang mematikan. "Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN-red) harus terus di galakkan dengan mengoptimalkan tenaga Jumantik di setiap lingkungan terkecil dari masyarakat," imbuhnya.
Lebih lanjut Belly mengatakan, sejauh ini pelaksanaan PSN oleh jumantik belum optimal, semestinya pemeriksaan jentik nyamuk di rumah-rumah warga dilakukan secara serius dan optimal, menurut anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dari daerah pemilihan Jakarta Timur ini pemeriksaan terhadap sarang dan jentik nyamuk terkesan formalitas, buktinya ada rumah yang tidak diperiksa. Padahal, lanjutnya, semua rumah harus diperiksa tanpa membedakan status sosial dan kondisi fisik rumahnya karena jentik nyamuk dapat berkembang dimana saja, himbaunya.
Belly berharap kegiatan pengasapan (fogging) juga harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan jangan menunggu jatuh korban, oleh karena itu Dinas Kesehatan dan jajarannya harus serius menangani kasus DBD ini apalagi musim penghujan sudah tiba.
Ditempat terpisah, salah seorang pimpinan puskesmas juga mengeluhkan petugas dari kelurahan yang hanya  saat kegiatan PSN, menurut sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya tersebut dirinya seringkali kesal waktu kegiatan PSN hari Jum'at petugas dari kantor kelurahan cuma datang, duduk, dengar, pidato dan ambil laporan. baginya hal ini terasa tidak fair bagi petugas jumantik yang dituntut untuk aktif dalam kegiatan PSN. (yan)

Tidak ada komentar: